Just another WordPress.com site

KETULUSAN PERAWAT SESUAI DENGAN SILA PANCASILA DAPAT MEMPERCEPAT KESEMBUHAN PASIEN

A.  Pengertian Pancasila

1.   Pancasila sebagai dasar negara

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan melalui proses yang panjang didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dengan melihan pengalaman bangsa-bangsa lain dengan dilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar bangsa sendiri.

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup kenegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah konstitusi RIS 1949, dan Mukadimah Undang-Undang Dasar Sementara 1950, Pancasila tetap tercantum didalamnya.

2.   Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

Pancasila merupakan sumber tertib hukum dan dasar negara. Segala peraturan yang ada, harus bersumber dan tidak boleh menyimpang dan bertentangan dengan Pancasila. Dalam ketetapanMPRXX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-citahukum serta cita-cita moral hukum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia, yang sekarang menjadi dasar Negara Indonesia yakni Pancasila.

3.   Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pandangan hidup bangsa berisikan:

a.   Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan

b.   Pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang mendalam mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa.

Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa, yaitu:

a.   Merupakan pedoman, pegangan dalam menghadapi setiap masalah.

b.   Diyakini kebenarannya.

c.   Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

 

B.  Pengertian Ketulusan   

1.   Pengertian umum

Ketulusan merupakan hal yang keluar dari lubuk hati yang terdalam, yang memberikan pengertian mengenai arti sebuah cinta, memberikan warna yang indah didalam setiap tingkah laku dan tutur kata serta memberikan makna yang terdalam di dalam menyingkap suatu kebenaran yang nyata.

Ketulusan adalah hati yang mau memberikan dan menerima segala sesuatu tanpa ingin memiliki untuk kepuasan atau kepentingan pribadi. Ketulusan membuat seseorang mengerti lebih dalam mengenai arti dari kasih sayang, dan ketulusan membuat seseorang tegas menghadapi apapun meskipun keadaan mungkin sedang tidak berpihak. Ketulusan juga akan membuat seseorang tetap mampu tersenyum meskipun hati terasa pedih atau terluka.

2.   Ketulusan dalam praktek keperawatan

Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh ketulusan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut.

 

C.  Pengamalan Butir-Butir Pancasila Dalam Merawat Pasien

Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek-aspek tersebut meliputi:

1.   Aspek penerimaan

Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang luas.

2.   Aspek perhatian

Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sadar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

3.   Aspek komunikasi

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat dan adanya hubungan baik dengan keluarga pasien.

4.   Aspek kerjasama

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.

5.   Aspek tanggung jawab

Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Untuk memberikan pelayanan perawatan yang berkualitas baik sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan maka seorang perawat dalam melaksanakan profesinya harus mampu mengamalkan sila-sila Pancasila secara tulus dan iklas. Bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam perawatan pasien, sebagai berikut:

1.   Ketuhanan Yang Maha Esa

a.   Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.

b.   Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sembahyang sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.

c.   Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah masing-masing jika antara perawat maupun dokter berbeda keyakinan dengan pasien.

2.   Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

a.   Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

b.   Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dengan tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.

c.   Merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap tenggang rasa dan tepa selira.

d.   Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman.

e.   Perawat memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami oleh pasien

f.    Meningkatkan dan menerima ekspresi perasan positif dan negatif pasien dengan memberikan waktu untuk mendengarkan semua keluhan dan perasaan pasien.

3.   Persatuan Indonesia

a.   Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

b.   Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan pribadi.

4.   Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

a.   Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat hendaknya mengutamakan musyawarah  dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengambil keputusan.

b.   Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

5.   Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia

a.   Mengembangkan sikap adil dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban terhadap semua pasien.

b.   Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter serta tim paramedis dan medis lainnya.

 

Senyum tulus perawat juga merupakan pengamalan dari Pancasila

1.   Makna Senyuman

Senyum merupana sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Tanadi Santoso menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali. Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap mental yang positif dan akan memancarkan kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan yang mudah menular. Juga Menunjukan keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan akan hidup dan yang terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain.

Soejitno Irmin dan Abdul Rochim dalam bukunya “Penampilan Pribadi Yang Simpatik” menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan persediaanya luar biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lemah dan semangat yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian menjadi kenyataan.

2.   Senyum tulus perawat untuk penyembuhan pasien

Seorang perawat hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu momotifasi pasien-pasien yang ditanganinya. Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi seorang perawat dalam bersosialisai dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja. Senyuman seorang perawat terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat pasien nyaman dalam menjalani pengobatan. Senyuman yang dimaksud adalah senyuman yang murni dan tulus dari dalam lubuk hati, bukan senyuman yang dibuat-buat.

3 responses

  1. wah, ini yang saya cari, makasih banyak yaa 😀

    September 23, 2013 at 04:00

Leave a comment